Hari ini : Kamis, 11 September 2025

NEWS

"RANTARA Art Exhibition" Ruang Seni Inklusif

Yogyakarta - Semangat kolaboratif menjadi penggerak pameran ini. Bergandengan tangan, bersama-sama berbagai pihak bekerja untuk menciptakan ruang pamer yang inklusif dan setara bagi semua orang. Pameran ini menghadirkan 80 karya seni lukis dari perupa berkebutuhan khusus (difabel / differently-abled) yang berkolaborasi dengan seniman-seniman professional. Kutipan dari Helen Keller di atas mengingatkan kita bahwa kebersamaan adalah kekuatan. Kolaborasi yang terjalin memperlihatkan betapa kaya dan kuatnya makna yang muncul ketika keberagaman dirangkul dengan hati dan pikiran terbuka.

Memasuki ruang pamer kita akan melihat karya-karya seni lukis dari teman-teman berkebutuhan khusus yang sangat menarik, kaya akan ide, beragam bentuk-bentuk visual yang imajinatif, kreatif dalam pengolahan teknik, dan artistic. Karya-karya tersebut bersanding dengan karya dari para perupa professional, yang mempunyai kedalam makna, kekuatan emosi dan ekspresi sehingga menciptakan dialog visual.

Kolaborasi ini bukan sekadar menghadirkan keberagaman seniman dan karya, melainkan juga mengajak kita untuk meninjau ulang batas-batas konvensional dalam dunia seni rupa-tentang siapa yang layak dianggap “seniman”, bagaimana proses kreatif dinilai, dan dari mana nilai artistik itu sebenarnya lahir. Pameran ini bukan hanya ruang apresiasi, tetapi juga runag kontemplasi-menggugah kesadaran kita akan pentingnya inklusivitas dalam seni dan membongkat asumsi yang sering menjadi ruang perantara, tempat pertemuan perspektif yang berbeda, dan jembatan menuju pemahaman yang lebih dalam akan potensi seni sebagai bahasa universal.

Pameran ini berupaya menciptkan ruang inklusif tempat untuk berkreasi dan membangun eksistensi, menyuarakan isi hati, mengekspresikan diri, berimajinasi dan membangun kepercayaan diri serta untuk kontemplasi dan memaknai kembali nilai-nilai kehidupan. Seni bukan sekadar aktivitas, melainkan sarana untuk menyampaikan apa yang tidak selalu bisa diucapkan. Ia menjadi bentuk komunikasi, cermin batin, dan juga pernyataan eksistensi.

Pameran ini merupakan bagian dari Proyek Kemanusiaan MBKM Mandiri Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Surakarta bekerjasama dengan mitra Yayasan Hanenda, perupa difabel dan didukung oleh 16 perupa dari Yogyakarta, Jakarta, Pacitan serta Jogja Gallery. Lahir dari keyakinan bahwa setiap orang berhak untuk dilihat, didengar, dan dihargai, apapun latar belakang dan kondisinya. Seni rupa kemudian hadir sebagai bahasa universal yang menjadi jembatan komunikasi untu saling belajar dan juga menjadi alat yang efektif untuk menyuarakan berbagai perspektif dan pengalaman hidup bagi semua orang, tak terkecuali teman-teman berkebutuhan khusus.

OHTER POST

ZIMA Rilis Soundtrack "Muda dan Tak Berguna" untuk Film Horor REST AREA

Band Zima resmi merilis single

...


Minikino Film Week 11 Hadir 12 - 19 September 2025 Film Pendek, Jembatan Budaya

MINIKINO FILM WEEK (MFW) - Bal

...


Penutupan ARTJOG 2025 Jadi Ruang Pernyataan Sikap atas Kondisi Bangsa

ARTJOG 2025 - Motif: Amalan t

...


The Largest and The Last Tirta Lie's Bakmi Festival Hadir di Sleman City Hall

Sleman City Hall kembali mengh

...