Hari ini : Kamis, 23 2025

NEWS

Sambung-Menyambung! Bedog Arts Fest 2025: Perayaan Seni Kerakyatan, Lingkungan, dan Semangat Keberlanjutan

SLEMAN, 17 OKTOBER 2025 – Bedog Arts Fest (BAF) kembali menghelat perayaan seni, komunitas, dan lingkungan di tepian Sungai Bedog, Yogyakarta, memasuki edisi ke-15. Pada hari pembukaan yang bertepatan dengan Hari Warisan Budaya Takbenda Internasional UNESCO , BAF 2025 resmi dibuka di Studio Banjarmili, Kradenan, Banyuraden, Gamping, Sleman , dengan mengusung tema kuat: "Sambung-Menyambung".

Acara pembukaan yang berlangsung dengan iringan hujan ini dibuka secara resmi oleh Harda Kiswaya, Bupati Sleman. Turut hadir dalam pembukaan ini Yusuf Indrajaya, Kepala SPI (Satuan Pengawasan Internal) Badan Otorita Borobudur, yang mewakili Kementerian Pariwisata RI.

Dalam sambutannya, Harda Kiswaya menyampaikan, "Bedog Arts Fest bukan hanya sebuah festival, melainkan sebuah ruang budaya yang hadir sebagai wadah bertemunya seniman, warga, dan berbagai komunitas , yang menjunjung tinggi semangat regenerasi nilai, pelestarian lingkungan, serta keberlanjutan dalam gerakan kebudayaan sosial-budaya."

Tema "Sambung-Menyambung" bukan sekadar frasa puitis, melainkan sebuah penegasan komitmen festival untuk merawat kesinambungan antar generasi, antara manusia dan alam, serta tradisi dan budaya. Tema ini secara gamblang mengajak publik melihat keterhubungan antara alam, manusia, dan kebudayaan sebagai satu kesatuan ekosistem yang saling menopang. "BAF 2025 ini adalah wujud nyata dari bagaimana seni dapat menjadi perekat. 'Sambung-Menyambung' adalah DNA kami - menyambungkan kembali tradisi dan inovasi, menyambungkan seniman dengan warga, dan yang paling penting, menyambungkan manusia dengan tanggung jawabnya terhadap alam," ungkap Kevindha Mahatma, salah seorang Board of Creative Director BAF 2025, dalam wawancara di sela-sela pertunjukan. "Kami ingin Kradenan tidak hanya dikenal karena festivalnya, tetapi sebagai embrio desa wisata berbasis budaya yang kesadarannya tumbuh dari kolaborasi ini."

Kekuatan Komunitas dan Pemberdayaan Warga

BAF menegaskan posisinya sebagai festival seni pertunjukan berbasis komunitas , di mana kolaborasi warga menjadi jantung pelaksanaannya. Semangat gotong royong Dusun Kradenan terasa di setiap sudut festival. Mulai dari membersihkan area sungai, membangun panggung pertunjukan yang megah, hingga menata area parkir dan fasilitas pengunjung - semuanya dikerjakan bersama oleh warga. Aspek pemberdayaan masyarakat terjalin erat dengan kegiatan ekonomi kreatif. Ibu-ibu warga Kradenan aktif memasak dan menyiapkan konsumsi untuk seluruh panitia dan pekerja lapangan selama persiapan. Sementara itu, Karang Taruna Karya Muda Kradenan mengambil peran vital sebagai tim waste management, belajar memilah dan mengelola sampah selama festival berlangsung.

Langkah Menuju Almost Green Festival
Salah satu terobosan paling progresif di BAF 2025 adalah langkah berani menuju praktik festival ramah lingkungan yang terangkum dalam gerakan almost green festival. Konsep "Sambung-Menyambung" benar-benar diterjemahkan menjadi keberlanjutan energi.
Untuk pertama kalinya, BAF berkolaborasi dengan Yayasan Get Plastic Indonesia dan Bank Sampah Go-Green untuk mengubah sampah menjadi energi. Sebagian sumber cahaya instalasi senthir dan bahkan genset penerangan di area festival disuplai oleh minyak hasil olahan sampah plastik yang didapatkan dari mesin pirolisis. Yang lebih menarik, sampah plastik yang dihasilkan selama BAF 2025 akan dipilah dan diolah kembali menjadi energi untuk festival tahun depan. "Ini langkah kecil, tapi menjadi awal dari perjalanan panjang menuju festival yang benar-benar berkelanjutan ," jelas Kevindha Mahatma. "Kami mengajak warga belajar mengelola sampah secara bertanggung jawab, dan melalui program ini, makna 'Sambung-Menyambung' menjadi nyata: seni, warga, dan alam saling terhubung, tumbuh bersama dalam satu ekosistem."

Miroto Dance Company: Meruwat Warisan Sang Maestro

Pada gelaran hari pertama, turut dimeriahkan dengan penampilan memukau dari MIROTO DANCE COMPANY dengan judul karya KALA PART OF DANCING SHADOW. Penampilan ini bukan hanya sekadar pertunjukan, tetapi juga penguatan akan warisan seni pertunjukan dan nilai-nilai yang selama ini diusung oleh mendiang maestro tari, Miroto. Karya ini mengangkat tema ruwatan, diinterpretasikan sebagai solusi untuk menyelaraskan dan menyeimbangkan kondisi yang serba kacau agar harmonis kembali. Secara simbolis, pertunjukan ini menampilkan kontras antara nafsu rendah (destruktif) yang direpresentasikan oleh Batara Guru, Batari Durga, dan Batara Kala , berhadapan dengan budi luhur (konstruktif) yang direfleksikan oleh Batara Wisnu. Pertunjukan ini menegaskan pesan bahwa pada akhirnya, sifat baik akan berada pada pihak yang menang. BAF 2025 telah memulai perjalanannya sebagai wujud kebersamaan dan perayaan hidup di tepian Sungai Bedog , membuktikan bahwa sebuah festival seni dapat menjadi motor penggerak bagi kesadaran ekologis, pemberdayaan komunitas, dan pelestarian warisan budaya.

Ketika Alam Berbicara, Manusia Menunduk

Hujan deras yang turun sejak sore menjadikan pagelaran di hari pertama ini mengalami penundaan, hingga 2 jam dari jadwal. Terlebih, karena curah hujan yang tinggi menjadikan luapan aliran Sungai Bedog, tempat di mana panggung utama didirikan. Namun, hal ini tidak menyurutkan animo pengunjung yang ingin menikmati pertunjukkan.

Penundaan ini juga ingin mempertegas keselarasan manusia dengan alam. Saat alam sedang menunjukkan gejalanya, manusia jangan takabur, yang pada akhirnya akan dilibas oleh alam. Peristiwa ini justru menguatkan pesan utama BAF 2025: bahwa manusia harus melihat keterhubungan antara alam, manusia, dan kebudayaan sebagai satu kesatuan ekosistem yang saling menopang.

Dengan rangkaian program dan komitmennya, Bedog Arts Fest 2025 telah memulai perjalanannya, bukan hanya sebagai panggung seni, tetapi sebagai wujud kebersamaan dan perayaan hidup yang berkelanjutan di tepian Sungai Bedog.

OHTER POST

Art Fun PAS Showcase

Pendhapa Art Space (PAS) memil

...


Arak-arakan Rajakaya dan Ritual Gumbregan Membuka FKY 2025 di Gunungkidul

Pembukaan Festival Kebudayaan

...